Jumat, 15 Juli 2011

Sittich (burung parkit)

Pagi-pagi jam 8 pagi, suami ku teriak-teriak dari ruang tamu “ayank bangun ada burung, cantiik banget”. Karena lagi PMS, jd malas untuk bangun pagi. Akhirnya dengan mata terkantuk saya bangun, dan burung nya emang cantik. Berjambul, ekornya panjang dan ada blush-on di pipinya. Burungnya mencicit terus, sampai membangunkan tetangga sebelah. Awalnya sittich nangkring di tetangga sebelah, kamudian pindah ke balkon kita dan masuk ke rumah di lantai 5. Kita bingung, burung ini mau diapakan ya.....?? Dipelihara atau dilepaskan saja...?

Kami menelpon Bu Tri, secara dia udh lama banget tinggal di Dresden. Kalo kata orang Medan “kepala preman Dresden” hihihhii..... bu Tri tau semua peraturan di Dresden. Bu Tri menyarankan bikin pengumuman tempel di bawah, bila dalm 3 hari tidak ada yang merasa kehilangan telpon Zoo (kebun binatang) agar mereka yang mengambil dan merawatnya.

Tapi kita malas utuk merawat Sittich selama 3 hari. Hhm....kita teringat punya nomor hp tetangga di lantai 3. Namanya Frau Suna Bata. Kita menelponnya, dan ternyata Sittich ini punya dia. Alhamdulillah kita tidak perlu merawatnya selama beberapa hari.

Hikmahnya: kita harus bergaul dan punya nomer telpon tetangga, terutama kita disini sebagai pendatang dan bukan penduduk asli. Jadi kita bisa bertanya dengan tetangga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar