Selasa, 12 Juli 2011

Petualangan baru


Saya sampai d Dresden tanggal 27 November 2010. Disini saya jauh dari orang tua, abang, adik, teman-temanku di Medan dan orang-orang yang selalu sayang dan perhatian kepadaku. Disini saya memulai petualangan sebagai ibu rumah tangga. Alhamdulillah, suamiku sangat perhatian dan sabar membimbingku.
Saya berangkat dari Jakarta pada tanggal 26 November 2010 menggunakan pesawat Emirats. Dengan rute penerbangan Jakarta-Dubai-Frankfurt. Sampai d Frankfurt siang hari. Dan disini sudah masuk musim dingin, salju udah turun. Sesaat sebelum landing terlihat bandara tertutup salju yang tipis. Semua terlihat putih bersih.
Karena kereta ICE ke Dresden yang seharus jam 3 sore berubah menjadi jam 9 malam. Maka kami  sampai di Dresden jam 23.30. Negara dan kota yang tidak pernah kudatangi dan aku sangat asing disini. Bahasa yang beda, cara membaca tulusin yang beda dan kultur yang sangant berbeda.

Seminggu pertama makan pake lauk yang d bawa dari Medan. Berikutnya kita harus masak, kalo tidak masak bisa mati kelaparan. Mau jajan mahal dan yang halal jarang banget. Bali makanan disini harus hati-hati, banyak yang pake unsur babi. Yang mengajari saya masak adalah suami tercinta. Disini masyarakat Indonesia-nya sedikit sekali. Lebih kurang 40 orang termasuk anak-anaknya. Kita ada perkulpulan Forum Masyarakat Indonesia – Dresden atau di singkat dengan FORMID.
Disanalah kumpulnya masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Meroke. Disini kita semua udah seperti saudara. Setiap bulan kita kumpul untuk saling berbagi informasi, dan ada juga pengajian dan arisan untuk ibu-ibunya. Terkadang saya belajar juga dari ibu-ibu disini.

Selama jauh dari keluarga dan tinggal berdua dengan suami. Saya jadi mengenal dapur dan kawan-kawannya. Yang sebelumnya hanya bisa masak air dan indomie. Sekarang udah bisa masak nasi dan lauk pauk nya, dengan bumbu seadanya juga. 

Masakan pertama yang bisa saya masak adalah Touco Medan. Ini juga karena di paksa oleh ibu-ibu untuk menu makan pertemuan FORMID dengan judul Lontong Medan. Berhubung saya tinggal dan besar di Medan, jadi lah saya kebagian masak Touco ala Medan. Pertama yang saya hubungi Umi di Medan kemuadian mama mertua di Jakarta. Kedua resep saya gabung jadilah masakan pertamaku Touco Medan ala Nisa.
Yippie.....akhrinya berhasil..... ^_^ 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar